Serangan Iran ke Israel Menuai Reaksi Para Pemimpin Dunia

Serangan Iran ke Israel Menuai Reaksi Para Pemimpin Dunia

Serangan Iran ke Israel Menuai Reaksi Para Pemimpin Dunia – Video rekaman saksi mata yang diambil alih pada Minggu (14/4) malam menunjukkan pijaran cahaya di langit. Yang di percayai sebagai kota Tel Aviv dalam serangan massal pesawat nirawak (drone) dan juga rudal Iran ke wilayah Israel.

Serangan Iran berikut merupakan respons atas serangan yang di curigai di lakukan Israel tidak cukup dari dua minggu sebelumnya. Yang menewaskan dua jenderal Iran di gedung konsulat Iran di Suriah. Ini menandai pertama kalinya Iran melancarkan serangan militer langsung ke Israel, walau keduanya udah bermusuhan selama beberapa dekade sejak Revolusi Islam di Iran tahun 1979.

Serangan itu memetik bervariasi reaksi dari para pemimpin dunia.

Barat Mengecam

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada hari Minggu (14/4) mengkritik Iran atas serangan dronenya ke wilayah Israel.

“Semalam, Iran meluncurkan rentetan rudal dan juga drone melintasi Timur Tengah ke arah Israel. Ini adalah eskalasi yang berbahaya dan tidak perlu, yang saya kutuk dengan keras. Berkat usaha terkoordinasi internasional yang melibatkan Inggris, hampir semua rudal berikut sukses di cegat. Sehingga menyelamatkan nyawa tidak hanya di Israel, namun terhitung di negara-negara tetangga seperti Yordania,” kata Sunak.

Pemerintah Prancis dengan tegas mengutuk serangan hawa Iran terhadap Israel. Menteri Luar Negeri Prancis Stéphane Séjourné menjelaskan dalam sebuah pengakuan pada Sabtu (13/4). Bahwa “dengan mengambil tindakan yang belum dulu terjadi seperti itu, Iran udah melalui ambang batas baru berkenaan usaha destabilisasi dan berisiko menambah potensi ketegangan militer.”

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada hari Minggu (14/4) menjelaskan bahwa Iran “terkucilkan.” Ia menyerukan di akhirinya kekerasan di wilayah tersebut.

“Kecaman dari semua dunia dan pemberian mutlak dari AS, Inggris, dan terhitung dari kawasan itu menunjukkan dua hal dengan benar-benar jelas. Iran terkucilkan dengan tabiat agresifnya yang idamkan mengacaukan semua kawasan. Dan kebolehan Israel menunjukkan bahwa Israel kuat, Israel dapat menjaga dirinya sendiri,” tegasnya.

Kanselir Jerman Olaf Scholz terhitung memperingatkan Iran sehingga tidak laksanakan serangan lebih lanjut terhadap Israel, saat konflik yang meningkat di Timur Tengah, membayangi lawatan ke China selama tiga hari.

Hal senada di sampaikan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. “Kami menolong Israel. Setelah menolong serangan brutal Hamas pada 7 Oktober, tindakan teranyar rezim Iran dapat jadi mengacaukan stabilitas kawasan. Dan membuat usaha perdamaian yang langgeng jadi jadi sulit,” kata Trudeau dalam sebuah pernyataan.

Timur Tengah Bereaksi

Kementerian Luar Negeri Afghanistan, yang merupakan anggota dari pemerintahan Taliban, mengeluarkan pengakuan yang menolong Iran pada Sabtu (13/4). Dengan menunjukkan bahwa aksi Israel adalah “bentuk kelanjutan dari kejahatan mereka dan bertentangan dengan semua norma diplomatik dan hukum internasional” melalui serangan tanggal 2 April ke konsulat Iran di Suriah, yang menewaskan 12 orang.

“Sebagai tanggapan, Republik Islam Iran manfaatkan haknya yang sah untuk membela diri tadi malam,” menurut pengakuan itu. Di tambahkan, Kementerian Luar Negeri Afghanistan terhitung menuduh Israel mengusahakan “mengalihkan perhatian dunia dari genosida terhadap lebih dari 33.000 warga sipil di Gaza, dengan menerobos wilayah hawa negara-negara berdaulat dan provokasi yang punya tujuan menambah ketegangan regional.”

Pemberontak Houthi yang mendapat dukungan Iran di Yaman pada hari Minggu (14/4) menjelaskan bahwa serangan rudal dan drone Iran ke Israel, yang belum dulu terjadi, merupakan “tindakan yang sah” sebagai tanggapan atas serangan hawa terhadap konsulat Iran di Suriah yang secara luas di tuduhkan kepada Israel.

Baca Juga: Iran Sita Kapal Kargo di Selat Hormuz

Dalam pesan di aplikasi Telegram, Mohamed Abdel Salam, juru bicara Houthi, menjelaskan bahwa Israel “tidak dapat bisa terlepas dari kejahatannya tanpa hukuman.”

Sementara itu, Perdana Menteri Yordania Bisher Khasawneh menjelaskan bahwa tiap-tiap eskalasi di wilayah berikut dapat mengarah pada “rute yang berbahaya.” Ia mengimbuhkan bahwa semua pihak wajib mengurangi eskalasi konflik.

Ia terhitung menyebut bahwa angkatan bersenjatanya udah mencegat “benda terbang” sebagai anggota dari serangan Iran yang terbang di atas wilayahnya.

“Kemarin, kita udah menanggulangi beberapa benda terbang yang memasuki wilayah hawa kita dan laksanakan pencegatan sehingga tidak membahayakan keselamatan rakyat kita dan kawasan permukiman yang padat,” kata Khasawneh.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan sehingga pertikaian di Timur Tengah langsung di hentikan.

“Saya mengutuk keras peningkatan ketegangan secara berarti bersifat serangan berskala besar yang di lancarkan Republik Islam Iran ke Israel pada malam ini.” Kata Guterres dalam sebuah pengakuan tertera pada Sabtu (13/4) malam. “Saya benar-benar cemas dapat bahaya nyata dari eskalasi yang menghancurkan di semua kawasan (Timur Tengah).”

Senada dengan Guterres, Paus Fransiskus dalam khotbahnya pada hari Minggu (14/4) mendesak Iran dan Israel untuk menghindari serangan-serangan baru yang menyeret Timur Tengah ke konflik yang lebih luas. Paus kerap menyerukan gencatan senjata langsung di Gaza, dan berharap pihak-pihak yang bertikai untuk menempuh perundingan.

Pascaserangan, Iran Tak Berniat Lanjutkan Operasi Militer ke Israel

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menunjukkan bahwa negaranya tidak berniat untuk melanjutkan operasi militer terhadap Israel.

“Saat ini, Republik Islam Iran tidak berniat melanjutkan serangan defensif,” tulisnya di platform media sosial X. Ia menambahkan, “Namun kalau di perlukan, Iran tidak dapat curiga untuk menjaga kepentingannya yang sah dari serangan baru.”

Amirabdollahian menyebut serangan itu sebagai “penggunaan hak pertahanan (negara) yang sah.” Dan bahwa tindakan mereka menunjukkan pendekatan Iran yang bertanggung jawab terhadap “perdamaian dan keamanan regional dan internasional.”

Penduduk Israel di Yerusalem menjelaskan bahwa mereka tidak idamkan perang dengan Iran. Setelah negara berikut berada dalam keadaan siaga tinggi pada hari Minggu (14/4) pascaserangan drone dan rudal Iran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *